Translate

Jumat, 29 Maret 2013

Lomba Menanam Jilid II





Menanti Bitek Muncul Ocra/Jamia

Hai, para pecinta lingkungan dimanapun anda berada. Sungguh senang bisa berbagi pengalaman berkebun kali ini. Sekedar info, tulisan ini adalah yang kedua kalinya. Why? Setelah musibah yang saya alami, yaitu laptop tempat penyimpanan semua data-data tulisan saya lenyap setelah terjatuh dan mengharuskan untuk di format. Cukup berat, tulisan pertama yang berjudul “ Berkebun di Kandang Roxy” hampir mulai rampung. Cobaan juga datang ketika peristiwa 221 lalu. Namun, semangat untuk menulis dan bercerita tak bisa dibendung. Hari ini, Jum’at tanggal 29 maret 2013 tepat pukul 09:43 Wita, dengan suasana sunyi sepi di sekolah mendobrak kemauan saya untuk menulis lagi. Saya persembahkan sebuah tulisan yang diadopsi dari cerita sebelumnya berjudul “ Menanti Bitek Muncul Ocra/Jamia untuk teman-teman pecinta lingkungan.

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Untuk saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi telah banyak bermunculkan temuan-temuan jagung baru hasil dari persilangan ataupun pemanfaatan dibidang bioteknologi lainnya.

Beberapa daerah di Indonesia, lebih menggunakan jagung ketimbang beras sebagai kebutuhan pokok sehari-hari, selain murah, jagung juga memiliki struktur gula yang lebih baik daripada beras. Khususnya di kec. Utan kab. Sumbawa Besar, para petani padi beralih profesi sebagai petani jagung. Bahkan membuka lapak-lapak jagung di sepanjang jalan Utan-Rhee, selain ramai pengungjung rasa jagungnya pun juga begitu nikmat dan hangat sembari istirahat saat perjalan panjang yang melelahkan. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk menanam jagung, serta melihat tahap demi tahap proses pertumbuhannya hingga menghasilkan buah dengan kualitas no.1.


Januari 10, 2013
Dengan bahan yang telah diberikan yaitu 2 bibit jagung, 6 bibit bayam, dan 3 bibit ocra/jamia serta 2 buah polybag. Tak luput juga dari botol-botol bekas yang saya jadikan pengganti polybag sebagai media pembenihan. Satu tambahan lagi yang mungkin orang lain belum atau jarang menggunakannya, sebut saja ampas teh celup. Kedengarannya lucu, tapi bahan ini akan saya kombinasikan dengan bekas tanah pupuk yang sudah bertahun-tahun tidak dipakai.
Setelah persiapan matang, proses penanaman dimulai. Tidak lupa juga untuk mengikuti rule yang ditentukan sebagai acuan menanam bibit. Untuk bibit jagung saya tanam keduanya pada media botol bekas, sedangkan  untuk bayam merah dan juga ocra/Jamia saya tanam pada media polybag. Seperti yang sudah saya sampaikan, ampas teh tadi saya letakkan tepat berada dibawah semua bibit, tanpa ragu!
Hal menarik terjadi ketika hujan/gerimis turun ataupun sebaliknya ketika matahari memancarkan sinarnya dengan riang. Dengan konsep faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan (eksternal), salah satunya yaitu sinar matahari. Jadi, ketika berkas sinar muncul, saya bergegas untuk menjemur benih-benih tadi yang telah pada media masing-masing tepat di atap kandang. Begitu pula ketika wajah sedih langit, alias mendung. Saya bergegas kembali meletakkan benih-benih pada tempatnya semula.
Alhasil, setelah penantiaan panjang selama  940  jam. Upps!! Singkatnya 4 hari. Pada tanggal 14 januari 2013 benih-benih yang tadinya berupa biji mungil, kini telah berubah wujud dengan batang serta daunnya yang mulai keluar dari tidurnya selama berhari-hari alias kecambah:D.
Dibutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk selalu memperhatikan kondisi tanaman, agar selalu cukup sinar serta nutrisinya. Syukurlah, nutrisi tanah terjamin setelah kombinasi dari pupuk dan ampas teh. Terkadang hujan berlarut-larut membuat matahari malu untuk tersenyum. Namun, bukan masalah! Saya bisa mengakalinya dengan senter jarak jauh yang memiliki sinar cukup hangat.
Waktu terus berjalan, semua tanaman mulai meninggi. Bahkan prilakunya sedikit mengundang perhatian. Prilaku tanaman yang batangnya mengarah pada arah sinar datang dan juga tanaman yang tinggi karena berada pada lingkungan gelap. Siapa lagi kalau bukan karena paras wajah mentari. Istilah biologinya adalah etiolasi.
Semua tanaman tak luput dari perlakuan yang sama. Namun apa daya, si jagung canggih (jagung bitek/hybrid) tak kuat dengan cobaan. Hujan yang terlalu deras memenuhi media tanam jagung. Hal ini membuat si jagung muak dengan si air, lenyaplah satu jagung. Tersisa saudaranya yang masih bertahan. Selang beberapa hari kemudian tak ada tanaman jagung yang tersisa. Putus harapan untuk dapat melihat si jagung canggih tumbuh besar dengan buahnya yang berwarna-warni.
Tanpa disangka, Ocra/Jamia dan bayam merah tumbuh kian tinggi dan subur. Ini harapan baru meski yang diharapkan sudah mati. Patut disyukuri serta terus dijaga dan dirawat.
Suatu hari yang malang, giliran si bayam hilang dan hanya meninggalkan batang yang tak berisi daun. Entah kucing atau binatang lainnya yang telah membawa lari tanpa izin dengan pemiliknya. Lagi-lagi Ocra/Jamia menjadi harapan terakhir.
Hingga hari ini Ocra/Jamia tumbuh semakin besar. Tanpa ragu dan tanpa merasa kesepian, ia tetap tumbuh. Tercatat 2 bulan lebih si Ocra tumbuh, melewati cobaan cobaan. Justru ini yang mebuat si Ocra semakin kuat dan dewasa. Seperti halnya kita dalam menjalani hidup yang tak selamanya berjalan lurus, naik turun akan kita alami. Bukan sekedar naik turun, namun itu yang membuat kita semakin dewasa.
Kebahagian tersendiri juga, ketika si Ocra mulai mengeluarkan kuncup barunya, entah itu bunga atau biji nantinya yang akan mekar. Mari kita tunggu kejutan-kejutan dari si Ocra.
Sampai disini dulu ceritanya yah, semogga si Ocra tetap bertahan hingga daunnya semakin rimbun dan batang-batangnya kuat serta tumbuh besar. Tulisan ini juga saya telah post pada blog pribadi saya di http://aryastuidea.blogspot.com . Diikuti beragam tulisan lainnya, yang mungkin menjadi inspirasi untuk memulai menulis.
                                                                                               
Terima kasih,

.
                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar